postingan

Jumat, 26 Februari 2010

MAKALAH BUNGA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan Angiospermae. Masalah homologi dan evolusi morfologi bunga diteliti oleh Wolff dan goethe pada abad 18 dan 19. Para peneliti lain menyatakan bahwa organ bunga merupakan turunan langsung dari helaian daun. Dan pendapat sekarang daun dan batang merupakan unit tunggal disebut shoot.
Bunga terdiri atas aksis (sumbu), dan muncul organ bunga. Bagian sumbu yang mempunyai ruas (internodus) terdapat tangkai bunag yang disebut pedisel. Bunga mempunyai macam organ.
Pada makalah ini, diharapkan dapat menjelaskan berbagai bagian bunga, perkembangbiakan dan mengetahui berbagai tipe kantong embrio.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bagian – bagian dari bunga?
2. Apa fungsi bunga?
3. Bagaimana perkembangan pada bunga?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi bunga
2. Untuk mengetahui bagian dari bunga beserta perkembangannya.


A. Struktur Bunga, Bagian Bunga, dan Susunannya.
1. Struktur bunga.
a. Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian reproduktif atau fertile yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau reseptakulum.
b. Bagin sumbu yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga dinamakan tangkai bunga / pedisel.
c. Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak / sepal, dan sejumlah helai daun mahkota atau petal.
d. Keseluruhan sepal dalam bunga disebut kaliks, dan keseluruhan petal disebut korola. Bersama-sama disebut perhiasan bunga / periant.
e. Kaliks dan korole bersama-sama disebut perhiasan bunga / priant.
f. Bagian produktif adalah benang sari atau stamen (mikrosporofil) dan daun buah (karpel) / (megasporogfil)
2. Bagian bunga dan tempatnya berturut-turut dari tepi luar bunga ke bagian tengah.
a. Kalils : keseluruhan sepal dalam bunga
b. Korola : keseluruhan petal
c. Andresium : keseluruhan stamen
d. Ginesium :nkeseluruhan karpel

Susunan bunga pada reseptakulum mengikuti spiral / tersusun karangan dan keduanya bias ditemukan pada bunga yang sama.
a. Daun bunga saling berdekatan dan bebas. Ada 2 :
1. Bila pelekatan terjadi pada jenis daun bunga yang sama, disebut kohesi.
2. Bila pelekatan terjadi antara 2 karangan berbeda, disebut adnasi.
b. Stamen terdiri dari tangkai sari (filamen) dan bagian distal terdapat kepala sari atau antera.
c. Pada antera terdapat 2 bagian, masing-masing berkeping 2.

B. Sepal dan Petal
Ciri-ciri / sifat :
1. Sepal dan petal mengalami pertumbuhan ujung, tepi dan interkalar.
2. Struktur luar sepal dan petal seperti struktur daun
3. Pada perampang melintang terdiri dari epidermis abaksial dan adaksial yang membatasi ¾ sel isodiamatris yang terdiferensiasi sel memanjang disertai banyak ruang antar sel, di dalamnya terdapat berkas pengangkut.
4. Mesofil kurang termodifikasi dibandingkan daun hijau, namun dapat juga terdapat idioblas seperti sel berisi Kristal.
5. Sepal biasanya berwarna hijau dan berfotosintetis, sedangkan rambut dan stomata pada sepal / petal.
6. Warna petal akibat kromoplas yang mengandung karotenoid dan cairan vokuola yang mengandung flavonoid (antosianin) dan kondisi pengubah PLI cairan vakuola.
7. Diding anti klimal dari epidermis petal dapat bergelombang / beralur intrernal.
8. Dinding luar berbentuk korvelas / berupa popila. Pada popila tergetas, lapisan kutikula tebal dan membentuk lipotan.


C. Benang Sari
· Kebanyakan angiospermae memiliki kepala sari yang tertranpor angin dengan 2 ruang sari (lokulus) dalam setiap cuping kepala sari jadi berjumlah 4.
· Filamen berstruktur sederhana terdapat sebuah berkas pengangkut yang bersifat amfikribal di sepanjang filament dan berakhir pada korektivum. Pada bunga Rhoeo discolor ditemukan rambut filament.
· Diding antera terdiri dari bebarapa lapisal sel yang erupakan sel parietal priner kecuali epidermis dua lapisan yang terpenting endotesium (di bawah epidermis) dan tapetum (berbatasan dengan lokulus antera).
· Pengerusan defferensial, ketika antera mematang memudahkan terjadinya celah untuk menyebarkan serbuk sari. Untuk membuka antera dimulai pada celah / stanium atau stomata yang tidak berfungsi.
· Untuk membebaskan benang sari lewat stonium tumbuh dapat memiliki pori disisi latera / di ujung cuping antera.

D. Serbuk Sari
· Hasil mikroporogenesis adalah miksropora / butir serbuk sari, butir dapat berupa bersimetri radial / bilateral pada diding di bagian yang kurang kuat disebut aperatur, ada yang buat cporil dan memanjang kelpi.
· Waktu serbuk sari berkecambah, tabung polen akan muncul melalui apertur.
· Diding butir sari terdiri dari dua lapisan uatama.
a. Intin yang lunak bagian dalam.
b. Eksin yang keras di sebelah luar.
Eksin terbagi menjadi 2 bagian yang tidak berlaku di sebelah dalam (neksin) dan bagian yang menunjukkan pola lakukan di sebelah luart (seksin).

E. Karpela
· Pada bunga ditemukan satu helai karpel / lebih. Jika terdapat 2 karpel atau lebih maka karpel dapat lepas dari yang lain (ginesium apokarp, contoh bunga mawar). Karpel berlekatan dengan bermacam-macam (genessium sinkarp, contoh tomat dan pepaya).
· Dalam pembentukannya menjadi genedium. Karpel dianggap melipat sepasang tepinya sehingga sisi adaksial di dalam ruang tertutup dan tepinya saling melekat.
· Pada ginesium sinkarp, ada dua cara pelekatan karpel, yaitu :
- Karpel pelekatan dengan kondisi terlipat
- Karpel pelekatan pada kondisi tidak terlipat.
· Pada ginesium biasanya dapat dibedakan menjadi :
a. bagian bawah yang fertile yakni bakal buah (ovarium)
b. Bagian tengah yang fertile yakni tangkai putik / stilus. Dan bagian paling ujung yaitu kepala putik/ stigma.
F. Bakal Buah
· Bakal buah dibedakan dinding bakal buah dan ruang bakal buah.
· Bakal biji terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam (adaksial) disebut plasenta.
· Setiap karpel memiliki plasenta.
· Plasenta ditemukan dari asalnya, dibedakan menjadi :
1. Plasenta marginal (tepi)
2. Plasenta laminar (agak jauh dari tepi)
3. Plasenta pariental : tejadi pada ginesium yang pelekatan karpelnya secara marginal dan ada 1 ruang ginesium.
4. Plasenta sentral : jika sekat pemisah hilang, maka terjadi plesenta ditengah.

G. Tangkai Dan Kepala Putik
· Tangkai putik merupakan bagian karpel yang memanjang ke atas, kearah distal.
· Pada ginesium sinkarp, tangkai putik berasal dari semua karpel, yang dapat bersatu atau dapat terpisah.
· Stilus dapat berongga / padat. Banyak terdapat pada angiospermae. Stilusnya padat dan jaringan tengah terspesialisai menjadi jaringan transmisi yang memasok zat hara bagi tabung sari yang tumbuh melaluinya. Ujung distal tangkai putik termodifikasi sehingga menghasilkan lingkungan yang baik bagi pengecambahan butir sari.

H. Bakal Biji Dan Kantung Embrio
· Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adannya tangkai bakal biji atau funikulus yang mengandung sati berkas pembuluh.
· Bakal biji terdiri dari jaringan ditengah atau nuselus, dilingkari oleh intergumen bermuara di pori disebut mikropil. Nuselus, intergumen dan funikulus berhubungan disebut kalaza, terletak berhadapan dengan mikropil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil di saat fertilisasi.
· Pembentukan megasfora melalui peristiwa sel induk megasfora disebut megasforogenesis. Megasfora yang juga disebut kantung embrio akan berkecambah dengan terjadinya mitosis pada intinya, yang akhirnya memberikan kantung embrio dewasa yang berinti delapan.
· Kantung embrio dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Kantong embrio monospora
Yang termasuk kelompok ini adalah kantung embrio yang dalam proses megasporogenesis sporogen menghasilkan satu inti kantung embrio.
Terdiri dari 2 tipe :
a. Tipe polygorum dengan kantung embrio 8 inti.
Tipe ini mempunyai 4 megaspora yang berbada perkembangan, tetapi hanya satu yang terjauh dari mikropil menjadi kantong embrio.
Contih : Nicotiana tabacum
b. Tipe ocnothera dengan kantong embrio 4 inti.
Tipe ini sporogem membelah mitosis 2 kali sehingga berbentuk 4 inti.
Tipe ini menghasilkan inti endosperm diploid, bukan triploid.
2. Kantong embrio bispora – tipe allium.
Sel sporogen engalami pembelahan meiosis pertama dan menghasilkan 2 sel.
Contoh : Allium cepa dan Scilla.
3. Kantong embrio tetra spora – tipe adoxa
Dikelompokkan menjadi 2 tipe yaitu :
a. Tipe adoxa
Contoh : Sambucus, Ulmus, Tulipa.
b. Tipe fritillaria

LAPORAN PENELITIAN LABORATORIUM DI SMA










BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori

1. Pengertian laboratorium
Laboratorium adalah tempat dilakukanya percobaan dan penelitian. Tepat ini dapat merpakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka, kebun misalnya.
Dalam pengertian terbatas laboratorium ialah suatu ruangan yang tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan.
Suatu tempat berupa bangunan yang dilengkapi sejumlah peralatan untuk tempat belajar siswa.
a. Tempat yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan aksperimen di dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis.
b. Bangunan atau ruangan yang dilengkapi peralatan untuk melangsungkan penelitian ilmiah ataupun praktek pembelajaran bidang sains.
c. Tempat memproduksi bahan kimia ataupun obat.
d. Tempat kerja untuk melangsungkan penelitian ilmiah, dst.
Desain laboratorium dalam pendidikan IPA berarti, bagaimana bentuk laboratorium itu, bagian-bagian apa yang harus ada agar seua memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar mapun mengerjakan tugas-tugasnya.
Tata ruang laboratorium dalam pendidikan IPA berarti bagaimana menyusun semua peralatan dalam laboratorium, baik meja, kursi, almari maupun peralatan lain sesuai dengan kegiatan belajar mengajar pada waktu itu.

2. Macam ruangan yang diperlukan
1. Ruangan kegiatan belajar mengajar
Dimana peralatan termasuk meja, kursi, lemari, dan rak ada di dalamnya. Ruangan itu dapat berbentuk persegi panjang. Bentuk ruangan ini memunyai kelamahan yaitu jarak antara guru dan siswa yang di belakang menjadi jauh. Untuk mengurangi kelemahan tersebut disarankan agar ruangan itu berbentuk bujur sangkar.
2. Ruangan persiapan.
Dimana guru di laboratorium dapat melakukan persiapan sebelumnya, agar kegiatan belajar mengajar dapat berjalan baik.
3. Ruangan untuk gudang
Digunakan untuk menyimpan alat-alat dan bahan yang digunakan. Untuk gudang diperlukan ruangan minimal ukuran 5x4 m agar dapat menyimpan. Lemari untuk zat-zat kimia. Almari untuk menyimpan alat-alat tidak boleh bercampur dengan lemari yang berisi bahan-bahan kimia.
4. Ruang gelap.
Digunakan untuk mengerjakan pemprosesan foto atau untuk percobaan lain yang harus bebas cahaya.
5. Ruangan untuk menimbang.
Sebaiknya juga harus dimiliki setiap laboratorium. Ruangan timbang ini gunanya untuk menimbang bahan-bahan kima dan juga untuk menyimpan tmbangan itu sendiri. Alat timbang jangan disimpa dalam ruangan yang digunakan untuk menyimpan zat-zat kimia, kecuali timbangan atau neraca yang besar. Karena disimpan dalam ruangan kegiatan belajar mengajar (laboratorium) aka cepat kotor dan berkarat sehingga tidak sempurna lagi kerjanya.
6. Ruang kaca.
Yang lazim disebut rumah kaca memang banyak diperlukan bagi pelajaran biologi. Dengan adanya rumah kaca, siswa dapat dengan mudah serta aman malakukan percobaan dan pengamatan dalam proses praktikum biologi.
7. Pintu, jendela dan lantai
Semua pintu dan jendela harus lebar dan membuka ke arah luar, lantai ruangan harus rata dan tidak licin.

3. Pegelolaan laboratorium
a) Memelihara kelancaran penggunaan laboratorium
• Harus ada jadwal yang jelas tentang penggunaan laboratorium.
• Harus ada tata tertib laboratorium, dan dilaksanakan dengan tertib.
• Harus selalu dalam keadaan siap pakai.
b) Menyediakan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam laboratorium
Dapat dipisahkan menjadi 2 macam :
• Zat-zat yang langsung dapat diambil siswa.
Termasuk disini adalah zat / larutan-larutan yang disediakan di rak-rak terbuka. Sebelum mengambil larutan lebih dulu siswa melihat daftar untuk mengetahui nomor dan letak botol yang dicari. Biasanya daftar yang dimaksud ditempelkan pada bagian ujung tip rak dan disusun berdasarkan abjad.
• Zat yang harus diminta pada petugas.
Siswa harus engisi kertas isian yang tersedia, setelah ditanda tangani diserahkan kepada petugas untuk disediakan.
Dalam pemakaiannya alat-alat dan bahan kimia harus disusun kembali ke dalam tempat penyimpanan. Untuk kelancaran ini maka alat-alat atau bahan-bahan yang disimpan telah pisah-pisah atau terklarifikasikan supaya mudah dikontrol dan di pakai.
Hal ini maliputi :
a. Keadaan alat dan bahan
b. Keadaan gudang
c. Keadaan laboratorium secara menyeluruh
d. Situasi harian
e. Catatan khusus
Pencatatan ini lebih praktis jika setiap alat dan bahan dalam laboratorium diberikan satu kartu yang berisikan :
a. Nama alat atau bahan
b. Spesifikasi
c. Golongan
d. Nomor induk
e. Nomor kode
f. Tempat dalam penyimpanan
Buku harian digunakan untuk catatan sementara mengenai peristiwa-peristiwa laboratorium dibuat buku catatan harian. Misalnya :
a. Catatan pinjaman alat sementara
b. Cataatan sebelum dipindahkan pada buku kartu
c. Catatan lain yang bersifat sementara
Selain buku catatan harian, di laboratorium juga harus ada buku catatan khusus yang berisi :
a. Catatan konstanta dipakai
b. Catatan pembuatan larutan
c. Catatan percobaan khusus

4. Keselamatan Laboratorium
Dalam usaha menjaga keselamatan pemakai laboratorium pada saat mereka melakukan kegiatan, maka pencegahan terjadinya keelakaan lebih utama dari pada merawat setelah korban berjatuhan. Sebaba itu sangat penting dibuatlah peraturan pada Tata Tertib peggunaan laboratorium.
Sebaiknya tata tertib itu berisi tiga unsur penting yang tidak dilakukan yaitu, larangan, suruhan dan petunjuk. Usahakan setiap siswa memahami benar-benar isi tata tertib sebelum mereka melakukan kegiatan dalam laboratorium.
Beberapa komponen yang erat hubungannya dengan keselamatan laboratorium:
a. Adanya air yang cukup
b. Gas
c. Listrik
d. Kotak PPPK
e. Sebaiknya pada dinding laboratorium atau pada dinding kotak PPPK tertera nomor telepon penting.
f. Alat pemadam kebakaran baik, busa, gas CO2 atau jenis lain
g. Disediakan kotak berisi pasir kering dengan skopnya
h. Disediakan selimut anti api

B. Tujuan
Melaporkan hasil opservasi kelompok dalam mengamati laboratorium dari suatu SMA untuk selanjutnya menganalisis pengelolaan laboratorium dan prasarana Lab IPA SMA.

C. Alat pendukung
1. Buku catatan
2. Alat tulis
3. Camera Digital

D. Lokasi Observasi
Nama sekolah : MAN 1 Pekalongan
Alamat : Jalan Capgawen Kedungwuni no.113
Kompleks Islamic Centre
Pekalongan 51173

E. Waktu Pelaksanaan
Hari : Sabtu
Tanggal : 14 November 2009







BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi dan tata Tertib
Struktur organisasi dibuat denga rapi dan ditempatkan di dalam bingkai, di pasang di sebelah kanan papan tulis.
Tata tertib penggunaan Laboratorium ada beberapa yang harus dilaksanakan dan sebagai syarat masuk lab. Yaitu membawa buku petunjuk praktikum. Tujuan dibuatnya tata tertib dan struktur adalah supaya bisa saling jaga antar koordinator, dan siswa. Agar dapat menjaga kelancaran pada saat berlangsungnya praktikum.

B. Administrasi Alat / Bahan
Alat-alat yang ada dalam lab di MAN 1 Pekalongan ditulis dalam buku besar dan ada beberapa di cata dalam kertas folio, tidak ketinggalan pula juga ada file yang di dalam komputer, jadi jumlah barang, kerusakan barang, kadaluarsa bisa dikethui.
Hanya saja kartu stok di dalam lab ini belum tersedia begitupun dengan kartu pinjaman barang lab jadi barang-barang ini hanya digunakan di dalam lab saja. Sekalipun mau diabawa keluar harus ada izin dari guru pengampu atau ketua lab.








C. Daftar alat / Bahan Sesuai LKS
Apabila melakukan praktikum, bahan-bahan yang dibutuhkan menurut LKS terukupi ( ada semua ), tetapi dalam raktikum Kimia bahan-bahan dalam lab tercukupi semua, tetapi di dalam praktikum Biologi alat-alat masih ada beberapa yang kurang. Misal :
1. Praktikum golongan darah ( serum )
2. Preparat laut terbatas
3. Herbarium kering dan basah masih sedikit.


D. Program Kegiatan Lab
Program kegiatan lab ini ditulis di buku besar dan sebagian ada yang di file. Disini kami meminta Jadwal penggunaan laboratorium baik mata pelajaran Kimia, Biologi, Fisika, Geografi, disini laboratorium Geografi dan Fisika masih di renofasi dan sebagian digunakan Lab. Otomotif, jadi sejak tahun pelajaran 2008 – 2009 akhir lab, ini dijadikan lab IPA. Buku harian tentang Lab di tulis apabila digunakan praktikum saja. Kegiatan Lab pembelian stock barang, kebersihan Lab di tulisa di buku besar dan dipegang oleh kepala Lab. Di sini kami meminta copyan faktur pembelian alat-alat Lab yang dibutuhkan.

E. Penataan
Dalam observasi kali ini kami menemui hambatan berupa pemadaman listrik sehingga kami hanya bisa melihat gambar tertentu saja.

F. Alat-alat
Alat-alat praktikum Biologi, Fisika, Geografi dan Kimia diletakkan di almari masing-masing. Torso diletakkan di atas almari penyimpanan barang biologi. Mikroskop listrik monokuler masih dibalut dengan sterofom, kemudian alat-alat biologi ditata teratur.
Alat / bahan kimia dan fisika. Kami menaruh larutan-larutan di atas meja karena dari dalam almari kami tidak bisa mengambil gambar, karena keterbatasan cahaya, masih banyak barang yang ditaruh di luar almari (larutan, pipet / tabung-taung yang rusak).

G. Perawatan
1. Alat-alat yang digunakan praktikum langsung dibesikan setiap 2 minggu sekali, karena apabila dibersihkan terus menerus dikawatirkan akan terjadi hal yang tidak diinginkan.
2. Kebersihan laboratorium di pel dan disapu setiap dua hari sekali.

H. Alat peraga pendidikan (Media)
Kami mengambil contoh / sample mata kuliah pelajaran Biologi, dalam hal ini alat pendidikan seperti toursa, gambar-gambar seperti siklus peredaran darah, ditempel di tembok-tembok lab.
Ruang laboratorium tidak perlu dilengkapi LCD karena Lab Biologi dan Kimia pintunya belum berupa pintu besi, apabila diperlukan pemutaran kaset, meminjam Lab otomoti, bahasa atau komputer, dilengkapi kipas angin, tidak ada lemari es / kulkas.

I. Macam-macam Ruangan
1. Ruang gelap, terletak di sebelah ruang penyimpanan alat-ala fisika dan biologi. Dan sebelahnya penyimpanan biologi + kimia.
2. Ruang timbnag di dalam lab ini tidak ada. Penyampuran bahan dilakukan di ruang persiapan.
3. Ruang praktikum ditata dengan rapi. Secara umum ruang lab di sini hampir sama dengan ruang lab di IKIP PGRI.
4. Tidak terdapat kebun sekolah untuk praktikum, tetapi ada satu kebun yang digunakan untuk keperluan PMR.


J. Keselamatan dan Kebersihan Lab
1. Kotak P3K dipasang di dinding sebelah pintu masuk. Namun kotak P3K tidak diisi obat-obatan. Obat-obatan disimpan di di tas / box obat P3K.
2. Terdapat alat-alat pembersih yang terdiri dari :
a. Sapu, 2 buah.
b. Pel, 1 buah.
c. Cairan pembersih
d. Sikat pembersih.
e. Tisu
f. Dll.
3. Alat pemadam kebakaran diletakkan di bawah meja depan ruang penyimpanan alat biologi.
4. Perlengkapan praktikum seperti jas lab, buku praktikum, sarung tangan, masker, disediakan dari laboratorium.

KURIKULUM KTSP SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI INDONESIA

Kata Pengantar

Awal 2006 ji coba KBK dihentikan muncul kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sekarang ini sedang menjadi bahan pembicaraan yang tak henti-hentinya baik dikalangan pendidikan ataupun masyarakat. Munculnya KTSP ada yang memuji, dan ada yang mencibir atau menyalahkanya. Hal itu amat normal dalam kehidupan masyarakat yang majemuk ini. Namun sebagai warga masyarakat kita jangan serta merta mengkambing hitamkan kurikulum yang dipakai, melainkan harus ikut serta memantau sejauh mana perubahan yang terjadi dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Dengan adanya sesuatu yang baru, diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang baru pula. Susuatu yang baru ini berupaya dan berharap mudah-mudahan perubahan kurikulum ini membawa berkah dan menjadi momentum untuk perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia.



Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan

1. Memahami fungsi kurikulum dalam meningkatkan mutu pendidikan.
2. Memahami program yang digunakan dalam KTSP.
3. Untuk mengetahui perbedaan antar KTSP dan kurikulum `94.

B. Latar Belakang

1. Apakah pengertian dari kurikulum?
2. Apakah kurikulum yang pernah digunakan di Indonesia?
3. Apakah kurikulum KTSP itu?
4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari kurikulum KTSP?

C. Rumusan Masalah



BAB II
PEMBAHASAN
Istilah kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yakni “curriculate”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.
Kurikulum menurut Soetopo dan Soemanto (1986) memiliki 5 definisi yaitu :
a. Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang pogram pendidikansuatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun.
b. Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan oleh para guru didalam melaksanakan pelajaran untuk murid-muridnya.
c. Kurikulum adalah suatu uasaha untuk menyampaikan asas-asas dan cirri-ciri yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yangsedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah.
d. Kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar,alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan.
e. Kurikulum dipandang dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu. (Muhammad Joko Susilo, 2007,hal : 77-80)
Fungsi kurikulum
Hendyat Soetopo dan Soemanto (1986) membagi fungsi kurikulam menjadi 7 yaitu :
a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Maksudnya bahwa kurikulum merupakan salah satu alat bantu usaha untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah yang dianggap cukup tepat dan penting untuk dicapai.
b. Fungsi kuikulum bagi anak. Maksudnya kurikulum sebagai organisasi belajar tersusun yang disiapkan untuk siswa sebagai salah satu konsumsi bagi pendidikan mereka.
c. Fungsi kurikulum bagi guru. Ada tiga macam, yaitu : a). sebagai pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisir pengalaman belajar bagi anak didik. b). sebagai pedoman dalam melaksanakan evaluasi terhadap perkembanagan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan. c). sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan pendidikan dan pengajaran.
d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah. Sebagai pedoman dalam menagdakan fungsi supervisi, yaitu memperbaiki situasi belajar, sebagai pedoman dalam menagdakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi dalam menujang situasi belajar kearah yang lebih baik.
e. Fungsi kurikulum bagi orang tua murid. Maksudnya orang tua dapat turut serta membantu usaha sekolah dalam memajukan putra putrinya. Batuan orang tua ini dapat melalui konsultasi langsung dengan sekolah atau guru, dana, dan sebagainya.
f. Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkatan diatasnya. ada dua jenis berkaitan dengan fungsi ini yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan penyiapan tenaga guru.
g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah sekurangkurangnya ada dua hal yang bias dilakukan dalam fungsi ini yaitu pemakai lulusan ikut memberikan bantuan guna melancarkan pelaksanaan program pendidikan yang membutuhakan kerjasama dengan pihak orang tua / masyarakat. (M. Joko Susilo, 2007, hal 83-85)

Landasan Kurikulum
Ada tiga landasan pokok dalam melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum yaitu :
a) Landasan Filosofis
Penting dalam mengembangkan kurikulum. Filsafat adalah cara berfikir yang radikal dan menyeluruh.
b) Landasan Sosial Budaya
Pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dalam konteks ini anak didik diharapkan dengan budaya mnusia dibina dan dikembangkan sesuai nilai budayanya, serta dipupuk menjadi manusia yang berbudaya.
c) Landasan Psikologis
Pendidikan berkenaan dengan perilaku manusia, sebab melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan pribadi menuju dewasa. Dalam mengmbangkan kurikulum harus dilandasi oleh psikologis sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana harus dikembangkan. Psikologi belajar diperlukan dalam pendidikan terutama bagi guru dalam melaksanakan pengajaran, sebab proses belajar mengajar atau pengajaran pada hakikatnya mengubah tingkah laku baru pada siswa.

Guru dan Kurikulum
Hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki oleh anak disusun dan ditulis dalam program pendidikan yakni kurikulum . dalam buku itu terdapat hasil dan tujuan apa yang diiinginkan pada tingkat-tingkat tertentu. Semua itu dituangkan dalam bentuk garis-garis besar program pengajaran (GBPP).
GBPP sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pengajaran di sekolah yang telah dipilih dan disusun belum menjamin menghsilkan lulusan (anak didik) terbaik yang diinginkan kurikulum.hal ini disebabkan proses sampainya kepada siswa bergantung pada pelaksanaan kurikulum, yakni guru. Gurulah yang menentukan sampai atau tidaknya niat dan harapan yang ada dalam kurikulum tersebut, dimiliki dan dapat terjadi pada pribadi anak didik. Memindahakan nilai dan isi yang terkandung dalam kurikulum tersebut oleh guru kepada siswa, ditempuh melalui pengajaran atau proses belajar mengajar. Oleh karena itu tugas dan tanggung jawab guru dalam hubunganya dengan kurikulum adalah menjabarkan dan mewujudkan kurikulum menjadi kegiatan nyata di dalam kelas melalui kegiatan belajar mengajar.
Tugas dan tanggung jawab guru dituntut yaitu :
 Menguasai GBPP dan petunjuk-petunjuk pelaksanaanya.
 Terampil menyusun program pengajaran dalam bentuk satuan pelajaran yang bersumber dari GBPP.
 Terampil melaksanakan proses belajar mengajar.
 Memahami dan mau melaksanakan tindak lanjut dari proses belajar mengajar.
Profesionalisasi guru memegang peran penting dalam mewujudkan dan melkasanakan kurikulum, sehingga niat dan harapan kurikulum dapat dikuasai dan dimiliki anak didik. (Nana Sudjana, 2007)

Kurikulum Pendidikan di Indonesia
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Berbagai kurikulum yang mewarnai dunia pendidikan di Indonesia antara lain :
1. Rencana pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan ( dalam bahasa Belanda ) artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.
2. Rencana pelajaran terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.
3. Kurikulum 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
4. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, Msi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
5. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
6. Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999
Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.
7. Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa.
8. KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. (http://andibagus.blogspot.com)

Konsep Dasar KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakn oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2) sebagai berikut.
1) Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
KTSP adalah suatu ide tentang pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Pemberdayaan sekolah dan satuan pendidikan dengan memberikan otonomi yang lebih besar merupakan sarana peningkatan kualitas, efisiensi, dan pemerataan pendidikan. KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi.

Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkanya KTSP adalah untuk mendirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkanya KTSP adalah untuk :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandiria dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumberdaya yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyaakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antara satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai pola pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi derah yang sedang digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu KTSP perlu diterapkan oleh setiap satuan pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuh hal sebagai berikut.
1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk memajukan lembaganya.
2. Sekolah dapat mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses pendidikansesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk memenuhi kebutuhan sekolah. Karena pihak sekolahlah yang paling tahu apa yang terbaik bagi sekolahnya.
4. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum menciptakan transparansi dan demokrasi yang sehat.
5. Sekolah dapat bertanggung jawab tentang mutu pendidikan masing-masing kepada pemerintah, orang tua, peserta didik, dan masyarakat pada umumnya.
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yang sehat dengan sekolah-sekolah lain dengan meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif.
7. Sekolah dapat secara cepat merspon aspirasi masyarakat dan lingkungan serta mengakomodasinya dalam KTSP.
(E. Mulyasa, 2007, hal 19-23)

Perbedaan KTSP

Dari berbagai uraian ditas dapat dilihat berbagai keunggulan kurikulum baru yang diharapkan dapat meningkatkan kreativitas, kemandirian dan mutu pendidikan di Indonesia. Kurikulum KTSP yang merupakan pengembangan dari kurikulum berbasis kompetensi sudah pasti memiliki karakter yang membedakan dengan kurikulum sebelumnya yang diharapkan membawa perubahan yang lebih baik. Disini akan dijabarakan perbedaan KTSP dengan kurikulum 1994 sebagai pembanding. Mulyasa (2002) mengidentifikasi perbedaan kurikulum 1994 dan kurikulum berbasis kompetensi sebagai berikut :

No Kurikulum `94 Kurikulum Berbasis Kompetensi
1. Menggunakan pendekatan penguasaan lmu pengetahuan, yang menekankan pada isi atau materi berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi yang diambil dari bidang-bidang ilmu pengetahuan Menggunakan pendekatan kompetensiyang menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi tertentu di sekolah yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada di masyarakat.
2. Standar akademis yang diterapkan secara seragam bagi setiap peserta didik. Standar kompetensi yang memerhatikan perbedaan individu, baik kemapuan, kecepatan belajar, maupun konteks sosial budaya.
3. Pengembangan kurikulum dilakukan secara sentralisasi, sehingga depdiknas memonopoli pengembangan ide dan konsepsi kurikulum. Pengembangan kurikulum dilakukan secara desentralisasi. Pemerintah dan masyarakat bersama-sama menentukan standar pendidikan yang dituangkan dalam kurikulum.
4. Berbasis konten, sehingga peserta didik dipandang sebagi kertas putih yang perlu ditulis dengan ilmu pengetahuan. Berbasis kompetensi, sehingga peserta didik berada dalam proses pengembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian.
5. Guru merupakan kurikulum yang menentukan segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Guru sebagai fasilisator yang bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar peserta didik.



BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum dapat dimaknai sebagai: suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui suatu pengalaman belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu atau beberapa dokumen atau rencana tertulis. Dokumen atau rencana tertulis itu berisikan pernyataan mengenai kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik yang mengikuti kurikulum tersebut aspek lain dari makna kurikulum adalah pengalaman belajar. Pengalaman belajar di sini dimaksudkan adalah pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik seperti yang direncanakan dalam dokumen tertulis.
Sedikitnya ada 8 model kurikulum yang pernah dicanangkan di Indonesia sejak tahun 1947. Kedelapan kurikulum tersebut antara lain : kurikulum 1975, kurikulum 1968, rencana pelajaran terurai 1952, rencana pelajaran 1947, kurikulum 1984, kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999, kurikulum 2004, dan yang terakhir digunakan KTSP 2006.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakn oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1), dan 2). Tujuan diterapkanya KTSP adalah untuk mendirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
B. Saran

Kurikulum KTSP yang lebih menekankan pada otonomi sekolah membuat kurikulum ini dipandang dapt menumbuhkan dunia pendidikan menjadi semakin baik. Guru yang selama ini memegang kendali pembelajaran kini hanya menjadi fasilisator belajar, dan siswa dituntut untuk semakin kreatif menggali kemampuan yang ada dalam dirinya. Hal ini sangat positif namun hal yang perlu diingat dalam pelaksanaan KTSP adalah jangan sampai kebasan yang diberikan malah menjadikan kualitas peserta didik menurun karena kurang paham dengan meteri yang ada. Peran serta guru untuk mengaktifkan suasana belajar sangan berperan penting dalam tersanpainya pelajaran kepada peserta didik.


Makalah Perjuangan PGRI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap penjajahan di dunia tidak ada yang dibenarkan karena pada dasarnya penjajahan adalah perampasan terhadap hak asai manusia atas bangsa yang dijajah. Indonesia pernah dijajah oleh 4 bangsa, yaitu : Portugis, belanda, inggris dan bangsa jepang. Penjajah yang paling lama menjajah Indonesia adalah bangsa belanda, yaitu selama 350 tahun.
Selama ratusan tahun rakyat Indonesia hidup dalam tekanan penderitaan. Kebebasan kita dirampas, disiksa, dicuri kekayaan alamnya, diperas tenaganya hanya untuk kepentingan penjajah. Selama itu pula bangsa kita hidup dalam kebodohan, tidak bisa menentukan nasib dan masa depannya juga anak cucunya.
Berbagai penderitaan dana ancaman yang dialami oleh rakyat Indonesia selama dijajah telah menimbulkan kesadaran, membangkitkan semangat untuk bersatu padu berjuang mengusir kaum penjajah demi mencapai kemerdekaan. Seluruh rakyat Indonesia dari berbagai suku berjuang secara kedaerahan untuk bebas dari penjajahan. Termasuk didalamya adalah kaum guru. Sebagian dari mereka turut berjuang di garis depan membela erah putih, dan sebagian yang lainnya bersama masyarakat mendirikan dapur umum dan persiapan makanan untuk para pejuang.
Setelah proklamasi dikumandangkan pada tanggal 17 agustus 1945. Perjuangan rakyat Indonesia khususnya kaum guru tidak terhenti sampai disitu. Mereka masih harus bersatu padu mempertahankan NKRI. Salah satu komitmen kaum guru untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih adalah mendirikan PGRI sebagai persatuan guru yang nantinya mendidik tunas-tunas penerus kemerdekaan.


B. TUJUAN

Memahami sejarah persatuan guru yang ada di Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan hingga pasca reformasi.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja persatuan guru yang ada di Indonesia sebelum PGRI terbentuk ?
2. Bagaimana latar belakang lahirnya PGRI?
3. Bagaimana peristiwa kongres I,II dan III PGRI ?
4. Perkembangan apa yang dilakukan PGRI periode tahun 1945-1950 ?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Persatuan Guru Di Indonesia

PGRI dibentuk bukan secara spontan ataupun tanpa tujuan. Sebelum Persatuan Guru Republik Indonesia ini diresmikan, pada tahun 1912 telah berdiri PGHB (persatuan Guru hindia belanda). Kenggotaan PGHB meliputi semua guru tanpa memandang ijazah, status, tempat bekerja, keyakinan, agama dan lain sebagainya. Anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Salah satu kegiatan PGHB yang menonjol dibidang sosial ialah didirikannya perseroan asuransi “bumi putra” langsung dibawah pimpinan PGHB. Ketua PGHB pertama dan pendiri perseroan asuransi “bumi putra” tersebut adalah Sdr. Karto hadi soebroto. Perseroan tersebut akhirnya berdiri sendiri lepas dari kaitan gerakan kaum guru.
Persatuan guru itu akhirnya mengalami perpecahan karena masalah ijazah, status, lapangan kerja, dan lain sebagainya. Mulai 1919 lahirlah berbagai organisasi guru yaitu diantaranya PGB, PNB, PGD,PGAS dan banyak lagi yang lain. Organisasi yang tebentuk menjadi bersifat kelompok dalam bentuk federasi. Mulai muncul suatu gagasan untuk mengaktifkan kembali PGHB agar terwujud persatuan guru yang utuh. Pada tahun 1932 berganti nama nya menjadi PGI (persatuan Guru Indonesia). Namun ternyata juga masih belum berhasil menolong keadaan. Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia. Lalu pada jaman pendudukan jepang di Indonesia, praktis tidak ada satu pun organisasi masyarakat yang tampil kecuali organisasi bentukan Jepang. Segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Di tahun 1945, menjelang proklamasi kemerdekaan dan sesudah proklamasi kemerdekaan, segenap masyarakat khususnya guru berjuang merebut kekuasaan pemerintah dari tangan tentara jepang dan mempertahankan serta menegakkan kemerdekaan dari tentara kolonial belanda. Disaat memuncaknya gerakan Revolusi inilah dalam kongres guru di Indonesia diadakan di Surakarta pada tanggal 25 November 1945 PGRI lahir di gedung Somoharsono, pasar pon, surakarta.

B. Kelahiran PGRI

Disaat memuncaknya Gelora Revolusi, maka pada tanggal 25 – 25 November 1945 dibukalah Kongres PGRI ke-1 di Surakarta. Tepanya di Gedung somaharsana (pasar pon), van deventer school (sekarang SMP negri 3 Surakarta). Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia. Pendirinya antara lain : Rh. Koesnan, Amin Singgih, Ali marsaban, Djajeng Soegianto, Soemidi Adisasmito, Abdullah Noerbambang, dan Soetono.
Organisasi PGRI yang baru lahir itu bersifat Unitaristik, independen dan non partai politik. Keanggotaannya tanpa memandang perbedaan ijazah, status, tempat bekerja, jenis kelamin, keyakinan agama dan lain sebagainya. Hakekat berdirinya PGRI disimpulkan sebagai berikut :
a. PGRI lahir karena hikmah proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945 dan juga merupakan manifestasi aspirasi kaum guru indonesia. Untuk mengambil bagian dan tanggung jawab sesuai dengan bidang dan profesinya sebagai pendidik bangsa demi tercapainya cita-cita kemredekaan.
b. PGRI mempunyai komitmen kepada NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD 45.
c. PGRI berbatang tubuh suatu organisasi berlandaskan proklamasi, suatu organisasi pemersatu kaum guru. Juga merupakan suatu wahana untuk kepentingan kaum guru, bagi pengembangan profesi, pendidikan pada umumnya serta pengabdian kepada tanah air dan bangsa.
d. PGRI adalah suatu organisasi profesi guru yang lahir, dan mewariskan jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 secara terus menerus kepada setiap generasi bangsa Indonesia.
PGRI berhsil mengadakan dua kali kongres yaitu kongres II dan kongres III. Pada kongres II 21- 23 November 1946, disampaikan tuntutan kepada pemerintah, yaitu :
Sistem pendidikan didasarkan pada kepentingan nasional :1. Gaji guru supaya tidak dihentikan2. Diadakan Undang-undang Pokok perburuhan

Pada tanggal 27-29 Februari 1948 diadakan kongres III Hasil kongres itu menegaskan PGRO memiliki haluan dan sifat perjuangan yang jelas, yaitu ,mempertahankan NKRI, meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan falsafah pancasila dan UUD 45, dan tidak bergerak dalam lapangan politik atau non partai politik.
Melalui Kongres PGRI II di Surakarta dan Kongres PGRI III di Madiun, PGRI telah menggariskan haluan dan sifat perjuangannya yaitu :1. Mempertahankan NKRI.2. Meningkatkan pendidikan dan pengajaran nasional sesuai dengan falsafah negara pancasila dan UUD 1945.3. Tidak bergerak dalam lapangan politik (non politik).4. Sifat dan siasat perjuangan PGRI : a. Bersifat korektif konstruktif terhadap Pemerintah. b. Bekerja sama dengan serikat-serikat buruh/pekerja lainnya. c. Bekerjasama dengan badan-badan lainnya, [artai politik, organisasi pendidikan, badan-badan perjuangan.5. Bergerak di tengah-tengah masyarakat.
Kongres PGRI II tahun 1946 di Surakarta dan kongres PGRI III tahun 1948 di Madiun yang dilaksanakan saat memuncaknya perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan kolonial Belanda yang berusaha menentang kembali daerah jajahannya di indonesia. Dengan liciknya Kolonial Belanda melaksanakan politik adu domba, memecah belah bangsa dan wilayah Indonesia dengan maksud melemahkan semangat perjuangan rakyat Indonesia.
C. Perjuangan PGRI Periode 1945-1950

Perjuangan organisasi bertitik berat pada perjuangan menegakkan dan menyelamatkan kemerdekaan sebagaimana kondisi umumnya. Waktu itu kehidupan organisasi PGRI mulai menyebar ke pelosok-pelosok. Usaha pengisian pendidikan mulai dilaksanakan dengan bernafaskan peralihan dari pendidikan yang bersifat kolonial ke pendidikan nasional.
Sebagai media organisasi , pada tahun 1948 mulai diterbitkan guru sasana yang kemudian menjadi “suara Guru”, sampai sekarang. Dibidang luar negri pada tahun 1948 sudah ada kerjasama denagn NEA (national Education Association) persatuan guru-guru Amerika dan WCOTR (organisasi Guru Profesi sedunia) pada tahun 1950. Setelah pengakuan kedaulatan RI oleh pemerintah belanda tercipta suasana baru dalam perkembangan PGRI. Penyatuan kembali PGI di indonesia timur, jawa timur dan pasundan kepada PGRI berjalan lancar.
Memasuki tahun 1950-an PGRI sangat aktif memberikan kontribusinyaterhadap pembangunan dan pentaan sistem pendidikan yang carut murut. sebagai peninggalan maa sebelumnya zaman kolonial Belanda, masa kedudukan jepangdan zaman refolusi fisik. selama zaman peride ini PGRI sebagai organisasi sangat kompak, kuat an para pengurusnya maupun anggotanya memiliki visi yang sama mengenai organisasi serta perjuanganya. Praksi antar pengurus dan sebagai kelompok kepentingan atau interestgroups) belum lama muncu periode ini kalaupun ada friksi masih sebatas persaingan inter organisasi yang dapat mudah diselesaikan secara interen pula. Para pengurus dan anggota disibukan oleh angenda-agenda pembangunan organisasi (misalnya Pembukaan Komisariat-komisariat Daerah) dan pemecahan masalah-masalah pendidikan yang mendesak. PGRI , misalnya sangat aktif mempelopori perumusan konsep pendidikan nasional, terlibat dalam gerakan pemberantasan buta huruf, dan upaya mengatasi kekurangan guru.
Lahir ditengah bau mesiu dan dentuman merian takala tentara sekutu/NICA berusaha kembali menguasai Indonesia. PGRI menyuarakan bagian dari kekuatan bangsa yang berusaha mempertahankan negara proklamasi. Nasionalisme dan pratriotisme sangat kental mewarnai saat-saat PGRI. Selama revolusi fisik 1945-1949 memomentum itu terus dipertahnkan terbukti dari keterlibatkan PGRI sebagai organisasi dan para anggotnya dalam memperjuanglan bangsa. Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia dengan Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional, dan diperingati setiap tahun. Semoga PGRI, guru, dan bangsa Indonesia tetap jaya dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.



BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada tahun 1912 telah berdiri PGHB (persatuan Guru hindia belanda). Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya.
Lalu pada jaman pendudukan jepang di Indonesia, praktis tidak ada satu pun organisasi masyarakat yang tampil kecuali organisasi bentukan Jepang. Segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Pada tanggal 25 – 25 November 1945 dibukalah Kongres PGRI ke-1 di Surakarta. Tepanya di Gedung somaharsana (pasar pon), van deventer school (sekarang SMP negri 3 Surakarta). Pada konngres itu disepakati berdirinya PGRI sebagai wahana persatuan dan kesatuan segenap guru di seluruh Indonesia.
Perjuangan organisasi PGRI pada periode 1945-1950 menitik beratkan pada perjuangan menegakkan dan menyelamatkan kemerdekaan sebagaimana kondisi umumnya Usaha pengisian pendidikan mulai dilaksanakan dengan bernafaskan peralihan dari pendidikan yang bersifat kolonial ke pendidikan nasional.
B. SARAN

1. PGRI lahir dengan semangat kemerdekaan yang kuat. Semoga hal itu bisa menjadi pondasi yang kukuh dalam mempertahankan semangat proklamasi sehingga dapat membrikan pengajaran yang terbaik.
2. Sebaiknya profesi guru harus dijunjung tinggi karena telah banyak pengorbanan-pengorbanan yang terjadi.
Daftar Pustaka


http://www.pgri.or.id/Sejarah.html
http://tunas63.wordpress.com/2008/11/28/sejarah-singkat-lahir-pgri-persatuan-guru-republik-indonesia/